Rabu, 19 Januari 2011

FACE BOOK






Vhinza
smanza majenang
FACEBOOK
“Kurang setengah jam lagi.Ngapain ya?”Ujarku dalam hati sambil mengecek hasil artikelku.”Buka facebook aja kali ya.”Kataku lagi seraya mengetik email dan kata sandiku lalu masuk ke beranda facebook.Tertera disana 150 permintaan pertemanan dan pemberitahuan baru serta beberapa grup invitasi.Segera saja aku memerima pertmintaan teman mereka dan menolak grup-grup yang tidak begitu penting bagiku.Malas sekali membuka facebook terakhir aku membuka facebookku 2 Minggu yang lalu saat aku mencari tugas untuk makalah sosiologiku.Tiba-tiba aku teringat pada Thereza temanku dulu di friendster.Bagaimana dengan dia ya?Lama sekali tidak mendengar kabarnya setelah terakhir ngobrol di friendster 7 bulan yang lalu.Thereza,sebuah nama yang membuat sebuah cerita dalam hidupku.Dia adalah alasan mengapa aku membuat facebook,ya supaya hubungan pertemanan kami tetap terjaga.Aku sadar aku telah mencintai Thereza,sosok yang selama ini selalau menjadi menu utama dalam mimpiku meskipun aku belum sekalipun melihat Thereza jangankan yang asli di foto profil akun facebook dan friendsternya saja dia tidak memasang foto aslinya dia hanya memasang foto karikatur ataupun gambar-gambar lainnya di my space.Aku membuka profil Thereza,aku mengetikkan beberapa kata untuk menanyakan kabarnya.Berhubung waktu paketku hampir habis aku segera mematikan komputer dan memberi sejumlah uang pada Kasir.
Keesokan harinya aku kembali ke warnet untuk mengecek apakah Thereza membalas wallku dan GOTCHA dia membalasnya.Selama satu jam penuh aku bercerita tentang aktivitas yang dilakukan kami akhir-akhir ini.Hal yang paling mengejutkanku adalah,Thereza bercerita mengenai seseorang yang sangat dia cintai tapai pada akhirnya dia pergi meninggalkan Thereza tanpa sesuatu yang pasti.Agak sedikit nada kecewa dalam hatiku karena aku selalu berharap Thereza akan mencintai aku seperti aku mencintai dia.Aku mengajak Therza chatting agar kami bisa mengobrol dengan mudah
Anthony
ð  Ada apa dengan dia?
Thereza
ð  Dia meninggalkan aku An.Ke suatu tempat yang aku sendiri tidak tau dimana
Anthony
ð  Kakaknya?Dia tidak menjelaskan padamu?
Thereza
ð  Bahkan kakaknya sendiri tidak tau dimana dia?
Anthony
ð  Boleh aku tau siapa nama dia?Barangkali aku bertemu denganya
Thereza
ð  Arsyil.Aku sangat kehilangan dia.Aku benar-benar mncintai dia.Seandainya dia punya seseorang yang spesial aku tidak akan bisa membencinya malah aku akan membenci diriku sendiri yang berani mencintainya
Anthony
ð  Tidak seburuk itu There.Aku yakin Arsyil mempunyai maksud yang lain.Sesuatu yang dia sendiri sulit untuk memaknainya
Thereza
ð  Aku harap begitu,sudah dulu ya.Aku ada urusan.Besok lagi saja.Kemana saja kamu?Aku tak punya teman.Kangen kamu tau.
Kangen?Thereza merindukanku?Sebuah kata yang sanggup membuaiku dalam sekejap.”Fokus.Gak mungkin.”Kataku dalam hati untuk menahan rasa yang begitu menyakitkan hati.Aku membalas chatting terakhirku hanya dengan kata “YA.”
Akhir-akhir ini aku sering sekali membuka facebookku untuk bisa berkomunikasi lagi dengan Thereza tak sedikit waktupun aku buang sia-sia.Aku tidak ingin kehilangan komunikasi lagi dengan Thereza.Entah ada angin apa,tiba-tiba aku mempunyai ide yang gila.Aku berniat untuk mendatangi Thereza,aku ingin sekali melihat wajahnya.Setelah mempunyai persiapan yang cukup,aku menstarter motorku dan memulai perjalanan menuju rumah Thereza.Satu jam berlalu,aku berhenti di sebuah rumah megah bagai gedung putih di Washington DC dengan taman dan kolam bebentuk hati yang dibentengi tanaman merambat serta air terjun mini.Tampak begitu asri.”Apa benar ini rumahnya Thereza?”Gumamku sembari turun dari motor dan berjalan menuju gerbang rumah itu untuk bertanya pada Satpam penjaga rumah.”Permisi pak,ini benar rumahnya Thereza?”Tanyaku sopan.
“Thereza?Maksud anda Nenk Atha?Oh iya benar.Tapi,Nenk Atha sedang tidak ada di rumah.”Jawab Satpam
“Nenk Atha?Oh iya,dia ada dimana?”Tanyaku tergagap
“Sedang di panti.Yang depan Alfamart itu loh belok kiri masuk gang Cendra.”Terang Satpam
“Makasih pak.”Jawabku sambil tersenyum dan kembali menjalankan motorku beberapa menit kemudian sampailah aku di panti itu setelah aku mampir sebentar ke Alfamart untuk membeli beberapa camilan sebagai basa-basi saja buat anak panti.Aku memberanikan diri melangkahkan kaki dan mendekati salah seorang gadis kecil yang asik membaca buku.
“De,kamu kenal kak Atha?”Tanyaku sambil memberikan sebatang coklat
Gadis itu menatapku dan mengangguk seraya mengambil coklat itu.
“Biasanya ada di bawah rumah pohon sedang baca buku.Kakak,pacarnya kak Atha ya?Kakak jahat ninggalin kak Atha gitu aja,ayo sana sampein kak Atha.”Cerocos gadis kecil itu sambil memasang wajah lugunya.Mendengar jawaban itu,aku terkikik kecil mungkin aku dikira cowoknya Atha kali ya.Ah sudahlah aku ingin segera menemui Thereza alias Atha.Sampailah aku di belakang panti,di situ terdapat rumah pohon dan perpustakaan mini di bawah rumah pohon aku melihat seorang gadis dengan jilbab panjang berwarna biru muda sedang duduk berayun sambil asik membaca buku.”Apa mungkin dia Thereza?”Batinku.”Tapi menurut keterangan yang diberi anak kecil tadi Thereza senang sekali membaca sambil berayun di ayunan.”Batinku sambil tetap memperhatikan gadis itu.Lama aku menunggu tapi dia tak beranjak dari duduknya sehingga membuatku kesulitan untuk bisa melihatnya.Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundakku.Aku menoleh dan tepat di belakangku ada seorang perempuan kira-kira berumur 25 tahunan tersenyum padaku.Aku membalas senyumnya.”Cantik.”Kataku dalam hati.
“Sedang apa disini?”Tanya wanita itu.Aku hanya nyengir tidak tau harus menjawab apa.
“Sepertinya asik sekali menatap Atha.Kamu temannya.”Kata wanita itu lagi.Aku mengangguk.”Berteman di dunia maya sejak SMP,aku nekat kesini ingin melihat Atha.Dia bercerita banyak tentang lelaki yang dia cintai yang sudah setahun meninggalkan Atha.”Kataku jujur.Wanita itu mengernyitkan alisnya.”Atha bercerita sejauh itu padamu?Sulit sekali di percaya.”Jawab wanita itu.”Loh,memangnya kenapa?”Tanyaku heran.
“Atha bukan tipe wanita yang mau bercerita apapun tentang dirinya.Dia hanya mengenal satu lelaki dalam hidupnya.Arsyil.Dia adikku.”Terang wanita itu.
“Kenapa anda membiarkan Arsyil menyakiti Atha?”Kataku sedikit emosi
“Harusnya Atha dan Arsyil saat ini sedang bermain-main di ayunan itu sambil mengetik cerpen untuk anak-anak panti.Tapi,sayang Arsyil harus pergi ke tempat yang tidak pernah bisa kita semua ikutin.”Kata wanita itu.Tampak raut kesedihan di wajah wanita itu.
“Maksud anda?Arsyil sudah.”
“Ya dia sudah meninggal setahun yang lalu.Arsyil berpesan padaku agar tidak memberitahukan ini semua pada Atha,aku boleh bercerita kalau Atha sudah menemukan orang yang tepat.Orang yang bisa membahagiakan Atha.Setelah Arsyil meninggal,Atha terlihat begitu menderita dia jarang tersenyum lagi.Anak-anak panti seperti kehilangan sosok Atha yang selalu terlihat ceria.Sejak kecil Atha dan Arsyil sudah bersama-sama.Arsyil dan aku dibesarkan di panti ini.”
Aku terpana mendengar penjelasan dari wanita itu.Betapa besar cinta Arsyil pada Atha hingga dia tidak ingin sedikitpun menyakiti Atha.
“Bacalah.Ini diary Atha,aku menemukannya di bawah tempat tidur Arsyil.Kamu berhak membacanya,karena aku pikir kamu orang yang dipercaya Atha.”Kata wanita itu lagi sambil menyerahkan diary berwarna biru muda padaku.Aku menerimanya dengan ragu.
“Aku ke dalam dulu ya,sekarang waktunya anak panti sholat Ashar.Sebentar lagi pasti Atha akan mengajar anak-anak panti mengaji.”Ujar wanita itu lagi.Aku mengangguk dan tersenyum kecil pada wanita itu.Kubuka diary Atha,pada halaman pertamanya terdapat foto seorang lelaki yang pasti dia adalah Arsyil dan ku akui Arsyil memang sangat tampan.Banyak sekali foto Arsyil di dalam diary itu tapi tidak ada satupun foto Atha terselip dalam diary itu.Halaman demi halaman ku buka dan mataku tertuju pada sebuah tulisan tanggal 23 Januari 2009.
Untuk dia yang ku cintai
Untuk dia yang telah pergi

Segala mimpiku berawal dari dia..
Dalam hidup aku pernah terjatuh ke dalam jurang yang sangat dalam dan terjal, hingga rasanya tidak mungkin lagi untuk keluar ke permukaan.Lalu keajaiban pun terjadi, dia datang. Turun ke dalam jurang itu, lalu membawaku naik bersamanya.
Kemudian hari-hari berlalu tanpa variasi.. Dia dalam hidupku, aku di dalam hidupnya.Masih jelas dalam ingatan, semua kenangan berbentuk bayangan hitam putih,namun tidak nyata.Aku bermimpi, selamanya akan terus bersamanya, tidak ada seharipun dalam hidup tanpa dia.Aku bermimpi, kami berdua akan saling menjaga sampai kami tua.Namun dia berkata,"udah ga ada aku lagi sekarang, jaga diri baik-baik ya."
Semua mimpi tentang hidup kami berdua telah aku rancang dengan baik.Bahkan sampai hal yang terkecil.Pernah suatu hari ketika kami menatap bintang dia bertanya,”Kamu tau nama-nama bintang yang paling terang?"
Lalu, aku googling, membaca semua nama-nama bintang itu. Agar bila suatu hari dia bertanya lagi, aku bisa memberikan jawaban.Aku ingin bisa menjawabkan untuknya semua pertanyaan yang tidak dia mengerti.Aku berharap, akan membantunya dalam segala hal.
Begitu banyak mimpi dan harapan, hingga tidak mungkin untuk kutuliskan semua,karena aku yakin, tidak semua orang bisa mengerti mimpi dan harapanku.
Aku menjaga mataku dengan baik..Karena aku berharap, disaat kami tua nanti, disaat matanya tidak jelas lagi melihat. Masih ada aku yang membantunya menggunting kuku-kukunya.Kini, dia satu-satunya yang kucintai, tumpuan segala mimpi dan harapanku telah pergi.Aku tidak menyalahkan dia atau Tuhan, hanya mungkin dia mempunyai mimpi yang lain.Aku memang tidak menjanjikan kebahagiaan, tapi aku akan mengusahakan kebahagiaan itu.Hanya ingin dia tau, sebenarnya mimpiku yang terbesar adalah,bisa terus menggenggam tangannya sampai salah satu dari kami mati.

Million Love
Atha

 Aku menutup diary Atha.Lalu aku kembali memandang gadis itu,sambil tersenyum kecil.”Kamu seperti bidadari cantik yang tak bersayap Atha.Aku tidak pernah menyesal bisa mengenal gadis sepertimu.Kalau kau mau membuka hati,izinkan aku menggantikan sayapmu yang patah itu.Aku ingin kamu selalu tersenyum Atha.”Bisikku lirih.Tanpa aku sadari Atha kini tengah berjalan ke arah halaman depan.Kontan aku berteriak memanggil namanya.”Atha!”Teriakku.Atha berhenti lalu berbalik menghadapku.Aku tertegun melihat Atha.Dia begitu cantik.Aku terperangah untuk beberapa menit lalu segera menguasai diriku kembali.Aku melontarkan senyumku untuk sekesar basa-basi.Sejenak Atha menatapku heran dan terdiam lalu pada saat yang sama Atha menyunggingkan senyum di bibir mungilnya.Melihat Atha membalas senyumku,kembali aku terperangah melihat senyuman manis itu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar